“Waktumu Sendiri, Ceritamu Sendiri” – Pelajaran Berharga dari Jay Shetty

“Kita semua punya jam dan jalur hidup masing-masing. Jangan keburu-buru hanya karena orang lain terlihat lebih dulu melangkah.”

Di hadapan para siswa kelas XI, seorang kepala sekolah dengan penuh semangat membuka pidatonya:

“Hari ini adalah awal dari perjalanan panjang kalian. Dua tahun dari sekarang, kalian akan menempuh ujian akhir. Tiga tahun lagi, kalian akan kuliah di berbagai penjuru dunia. Lima tahun ke depan, kalian memulai karir profesional. Sepuluh tahun lagi, kalian menikah, membeli rumah, dan menentukan jalan hidup kalian sendiri. Lima belas tahun lagi, kalian akan menginjak usia 30 tahun, titik krusial di mana hidup kalian mulai ditentukan oleh kalian sendiri.”

Namun tiba-tiba, Jay Shetty—seorang motivator asal India—mengangkat tangan dan berkata pelan:

“Maaf, Pak. Izinkan saya memberi sudut pandang berbeda.”

Lalu Jay mulai menyampaikan sesuatu yang nggak sekadar bijak, tapi juga bikin kita mikir ulang soal hidup.

Dia bilang…

Ada orang yang lulus kuliah usia 21, tapi baru dapat kerja umur 28.
Ada juga yang lulus telat di usia 25, tapi langsung disambut karir impian.
Ada yang nggak pernah kuliah, tapi udah nemuin passion sejak umur 18.
Ada yang cepat dapat kerja, tapi benci kerjaannya.

Jay juga bilang…

Ada yang yakin banget soal hidup di umur 16, tapi berubah total saat umur 26.
Ada yang udah punya anak tapi belum punya pasangan.
Ada yang nikah, tapi harus nunggu 10 tahun buat punya anak.
Ada yang sayang-sayangan tapi nggak bisa bersama.
Ada yang bersama, tapi hatinya ke orang lain.

Dan semua itu valid.

Kenapa? Karena semua orang punya timeline masing-masing.

Kadang kita ngerasa tertinggal karena ngelihat teman udah “lebih dulu”. Tapi itu cuma ilusi dari perbandingan yang nggak adil. Hidup bukan lomba lari estafet, bro. Semua orang jalan di lintasannya masing-masing.

Jay lanjut ngasih contoh…

Marc Cuban kerja jadi bartender di umur 25.

J.K. Rowling baru nerbitin Harry Potter umur 32, setelah ditolak 12 penerbit.

Amancio Ortega ngebangun ZARA di umur 39.

Jack Ma mulai Alibaba umur 35.

Morgan Freeman baru dapet peran besar umur 52.

Steve Carell baru dikenal luas setelah usia 40.

Richard Branson bangun Virgin di umur 34.

Jadi jangan stres kalau...

Gelar baru diraih setelah 25 tahun.

Belum nikah di usia 30.

Bangun keluarga setelah 35.

Baru bisa beli rumah setelah umur 40.

Itu semua tetap hebat! Tetap keren! Tetap sah sebagai sebuah pencapaian.

“Jangan biarkan orang lain bikin kamu panik ngejar jam mereka. Hidupmu bukan stopwatch orang lain.”
– Jay Shetty

Dan jangan lupa juga kata Einstein:

“Not everything that counts can be counted, and not everything that can be counted counts.”

Pada akhirnya, sukses bukan cuma soal waktu atau pencapaian yang bisa dipamerin di feed.
Sukses adalah saat lo hidup dengan makna, punya tujuan, dan bisa bikin hidup orang lain jadi lebih baik.

Itulah sukses yang sesungguhnya.
Dan itu... butuh waktu. Waktumu sendiri.

 

Bagikan Artikel Ini